Apa Dampak Bagi lingkungan Jika Willow Project Tetap dilaksanakan? Simak Uraiannya Berikut

Fokus Muria - Tanggal 13 Maret 2023 menjadi hari disetujuinya Willow Project atau proyek pengeboran minyak dan gas di Alaska oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Tidak seperti janjinya untuk berhenti melakukan pengeboran saat pemilihan Presiden, tahun 2022 pemerintah AS malah mengumumkan rencana untuk menjual sewa pengeboran.

Keputusan tentang persetujuan dilakukannya Willow Project tersebut tentu saja banyak mendapat protes dan penolakan mulai dari para aktivis lingkungan hingga warganet di seluruh dunia karena sadar bahwa Willow Project akan semakin memperparah kondisi Bumi.

Baca Juga: Petisi Stop Willow Project Ramai Ditandatangani, Berikut Penjelasan dan Alasan Willow Project Ditentang

Lebih dari 4 juta petisi yang meminta Willow project untuk dihentikan telah ditandatangani, satu juta lebih surat protes telah ditulis ke Gedung Putih, dan sejumlah aktivis juga telah turun tangan secara langsung menunjukan protesnya.

Willow project banyak ditentang karena selain pengeboran dilakukan di Alaska yang saat inipun es di sana sudah banyak mencair, juga karena skala pengeborannya yang amat sangat besar.

Tangakap layar situasi proyek pengeboran di Alaska (YouTube Reuters)

Pengeboran tersebut dapat menghasilkan 180.000 barel minyak per hari.

Biro Pengelolaan Lahan memperkirakan bahwa Willow project dapat memproduksi sekitar 576 juta barel minyak dalam 30 tahun.

Jumlah tersebut bisa membuat Amerika menjadi negara penghasil minyak terbanyak untuk beberapa dekade ke depan.

Tangki minyak yang berukuran besar Willow Project di Alaska (YouTube Reuters).

Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Raya Nyepi 2023, Ramaikan Sosial Media dengan Desain Unik

Apa yang akan terjadi pada lingkungan jika Willow Project tetap dijalankan?

1. Mengancam keselamatan hewan liar di Alaska